Primary tabs

KESEHATAN JIWA SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA

KESEHATAN JIWA SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA

Oleh: Dwi Ratna Laksitasari, S.Psi

Pekerja Sosial Ahli Muda

Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada setiap tanggal 10 Oktober membawa tema-tema khusus. Pada tahun 2023 ini, peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia mengangkat tema, “Kesehatan Jiwa adalah Hak Asasi Manusia Universal”. Peringatan Hari Kesehatan Jiwa dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang betapa pentingnya kesehatan jiwa bagi seorang manusia. Seringkali kesehatan jiwa tidak begitu dipedulikan karena “sakitnya tidak tampak”.

Kesehatan jiwa menjadi hak asasi manusia dasar bagi setiap orang. Setiap orang berhak mencapai standar kesehatan jiwa tertinggi yang bisa dicapai, mencakup hak untuk terlindungi dari risiko kesehatan jiwa, hak atas layanan yang tersedia, dapat diakses, dapat diterima, berkualitas baik, serta hak atas kebebasan, kemandirian dan inklusi dalam masyarakat. (WHO)

Kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seorang invidu dapat berkembang secara fisik, jiwa, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Terkait pengertian tersebut, kesehatan jiwa merupakan hal penting dalam diri seorang manusia, baik sebagai individu maupun perannya sebagai anggota masyarakat.

Memiliki kesehatan jiwa yang baik berpengaruh pada kondisi kehidupan dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. Tetapi faktanya, satu dari delapan orang di seluruh dunia mengalami masalah dengan kondisi kesehatan jiwanya, yang dapat berdampak pada kondisi kesehatan fisiknya, kesejahteraannya, cara saling terhubung dengan orang lain, dan penghidupan mereka. Bahkan dewasa ini, kondisi kesehatan jiwa generasi muda dan remaja mulai banyak berpengaruh.

Semakin banyaknya stressor/ tekanan yang didapatkan seseorang semakin mempengaruhi kondisi kesehatan jiwanya. Stimulus-stimulus yang didapat tidak hanya dari lingkungan sekitar secara langsung, apalagi di era 5.0 dengan semakin mudahnya akses internet, kemudahan untuk mendapatkan informasi, membuat stimulus semakin luas dan terkadang sulit untuk dibendung.

Memiliki masalah dalam kondisi kesehatan jiwa tidak lantas membuat seseorang kehilangan hak asasi manusianya. Namun, masih banyak di seluruh dunia, orang-orang dengan masalah kondisi kesehatan jiwa mengalami diskriminasi, dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat, dan mengalami pelanggaran atas hak-hak asasinya.

Peringatan Hari Kesehatan Jiwa ini diharapkan membangkitkan kepedulian, dan mengingatkan kembali akan hak-hak dasar manusia tentang kesehatan jiwa bagi setiap individu sehingga pelanggaran-pelanggaran yang terjadi atas hak asasi manusia biasa diminimalisir.

Penulis: 
Dwi Ratna Laksitasari, S.Psi. ( JFT PEKSOS)
Sumber: 
Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Kep.Bangka Belitung